Mark Minervini menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilannya di dunia investasi saham adalah dengan menggabungkan analisa fundamental dengan analisa teknikal. Teknikal yang dimaksud disini adalah “TREND”. Dia tidak pernah membeli suatu saham yang sedang downtrend, tidak peduli seberapa menarik pun P/E rationya. Alasannya cukup sederhana: membeli saham adalah membeli masa depan. Jika sahamnya saat ini sedang downtred, maka cepat atau lambat hal ini akan tercermin dari laporannya keuangannya yang kurang baik. Dalam bukunya dijelaskan bahwa suatu saham dapat dibagi menjadi 4 fase yang umum, yaitu: Fase 1: Konsolidasi Pada tahap ini, harga saham cenderung tidak kemana-mana (sideways). Perusahaan juga tidak banyak diperhatikan oleh institusi atau para analis. Ada ketidakpastikan tentang kinerja perusahaan atau industri yang dijalankannya. Dan tampaknya tidak ada berita atau faktor yang bisa mendorong harga sahamnya untuk naik. Tahap 1 ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Minervini menyarankan untuk menghindari saham ini ketika masih di fase 1 tidak peduli seberapa menarik pun fundamentalnya, tunggu dan cermati saja lalu masuk ketika sudah di fase 2. Ingatlah pada Hukum Newton pertama tentang Gaya: “Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”. Demikian pula dengan saham. Suatu saham yang sedang bergerak sideways (diam) akan terus lama diam di tempat sampai ada institusi besar (broker/bandar) yang menggerakannya. Fase 2: Akumulasi Pada fase 2, harga saham akan bergerak naik tanpa adanya berita, rumor atau issue tertentu. Satu hal yang pasti adalah: pada fase 2 inilah terjadi peningkatan volume dan permintaan (bid/demand) yang terus meningkat sepanjang hari (tentu dengan sedikit koreksi minor). Cirinya-cirinya dalam jangka panjang adalah harga saham yang bergerak di atas garis MA200 dan dalam jangka pendek, harga sahamnya bergerak di atas garis MA50. Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa sahamnya sedang uptrend. Fase 3: Distribusi Pada tahap ini, harga sahamnya mulai jenuh. Hal ini tercermin dari harga sahamnya yang cenderung fluktuatif, naik turunnya tidak menentu. Terkadang bergerak di atas garis MA50, terkadang turun di bawah garis MA50, lalu tembus naik lagi. Pada tahap inilah terjadi distribusi dari pemain besar ke pemain kecil (retail). Ciri khusus untuk mengetahui tahap ini adalah: adanya breakdown (koreksi) major yang cukup besar dan menembus garis MA50 jauh ke bawah. Fase 4: Kapitulasi Pada tahap ini, harga saham akan turun disertai dengan menurunnya kinerja perusahaan yang tercermin dari laporan keuangan. Tahap ini akan terus berlanjut hingga pada akhirnya kembali lagi ke fase 1. Ciri khusus fase ini adalah harga sahamnya sudah tembus garis MA200. Pesan terakhir dari Mark Minervini: Saya tidak pernah tertarik untuk menjadi yang pertama hadir di pesta. Namun, setelah memastikan ada pesta di sana, barulah saya hadir. Membeli suatu saham yang sedang downtrend dalam jangka panjang dengan alasan fundamental adalah ibarat anda menjadi yang pertama hadir di pesta tersebut, padahal pestanya baru akan digelar tahun depan. Waktumu akan terbuang sia-sia dengan duduk menunggu ketidakpastian.  Sumber artikel : dari komunitas trader saham indonesia