Sabtu, 19 Agustus 2017
SIKLUS SAHAM
4 Tahap Siklus Saham
Banyak hal dalam hidup ini adalah seperti perputaran roda – kadang dibawah, disamping, dan diatas. Siklus yang terus menerus tanpa henti sampai hidup itu berakhir. Nah, ternyata siklus tersebut juga terjadi dalam Bursa Saham. Siklus bursa saham ini juga menjadi dasar dalam Dow Theory. Tren utama terdiri dari tiga tahap. Hal yang kita bicarakan di sini pada dasarnya adalah hal yang sama.
Hanya saja untuk kali ini kita membaginya menjadi empat tahap agar lebih mudah dimengerti dan diaplikasikan dalam bisnis saham. Jika sudah lama berbisnis saham, kita tentu tahu bahwa saham yang turun pada suatu saat akan naik juga, dan saham yang naik pada suatu saat akan turun juga. Nah, ini adalah hasil dari empat tahap siklus di Bursa Saham. Siklus ini menjadi petunjuk saat terbaik untuk membeli dan saat terbaik untuk menjual.
Empat tahap siklus ini menggambarkan tahap-tahap kondisi terbaik dan terburuk dari bursa saham. Pada saat kondisi terbaik, akan sangat mudah untuk mendapatkan untung. Istilahnya, monyetpun dapat mendapat untung. Nah, sebaliknya, pada kondisi terburuk, bahkan pebisnis saham terbaikpun akan sangat sulit mendapat untung. Jadi sudah jelas, jika kita tahu di tahap mana suatu saham akan sangat membantu kita membuat keputusan yang tepat.

Cara gampangnya adalah kita hanya membeli saham jika kondisi pasar sedang dalam kondisi terbaik. Dan sebaliknya, kita tidak membelanjakan duit kita jika kondisi pasar sedang dalam kondisi terburuk. Ini adalah cara yang paling sederhana tapi sudah cukup untuk selalu mendapat untung dari bisnis saham. Tentu saja ada cara lain untuk memanfaatkan empat tahap siklus dalam Bursa Saham ini. Tapi untuk saat ini, mari kita memahami apa itu empat tahap siklus saham.
Tahap Satu: Akumulasi (Accumulation)
Tahap satu adalah awal dari tren naik (uptrend/bullish). Dapat juga dikatakan bahwa tahap satu ini adalah dasar dari sebuah tren turun (downtrend/bearish) yang sangat kuat. Pada tahap ini, biasanya, para pebisnis saham besar (seperti manager investasi dan perusahaan reksa dana) dan perusahaan itu sendiri akan mulai membeli saham. Pernah mendengar ada perusahan yang mulai melakukan pembelian kembali saham mereka setelah periode panjang dari tren turun.
Dapat dianggap bahwa pembelian kembali ini adalah tanda bahwa pasar sedang dalam tahap satu. Tapi biasanya para pebisnis saham kecil (retail) tidak mempunyai informasi apa-apa pada tahap ini sehingga tidak akan ikut serta dalam pembelian saham. Dan juga tahap satu ini masih penuh ketidak pastian, sehingga pebisnis saham retail masih akan takut untuk membeli saham.
Tahap Dua: Kenaikan (Mark Up)
Tahap Dua adalah kondisi dimana tren naik (uptrend/bullish) sudah terlihat oleh semua pebisnis saham (pemain besar atau retail). Padah tahap ini, semua pebisnis saham berebut untuk membeli saham sehingga mendorong harga saham naik sangat cepat. Tahap dua ini adalah saat yang paling tepat untuk mulai membeli saham karena pasar telah mengkonfirmasi akan sebuah tren naik yang sangat kuat. Mungkin anda berpikir seharusnya pembelian terbaik dilakukan pada tahap satu.
Tapi itu tidak benar karena ketidakpastian dalam tahap satu masih sangat besar. Ada kemungkinan yang besar bahwa terjadi tahap satu palsu sehingga harga saham masih akan lebih turun lagi. Jika dana kita tidak cukup besar seperti halnya para pebisnis saham besar maka lebih baik menunggu terjadi tahap dua dimana tren naik telah dikonfirmasi.
Tahap Tiga: Distribusi (Distribution)
Tahap tiga adalah tahap yang sangat membingungkan setelah terjadinya tern naik (uptrend/bullish) yang sangat kuat. Pergerakan pasar sangat tidak tertebak – apakah akan terus naik atau berubah arah menjadi tren turun. Pada tahap ini, akan banyak pebisnis saham yang membeli saham karena kerakusan. Sebuah kerakusan yang timbul akibat sebelumnya (pada tahap dua), harga saham terus-menerus naik sehinggan banyak pebisnis saham berspekulasi bahwa harga akan tetap naik.
Pada tahap ini, para pebisnis saham banyak yang mengabaikan hasil dari analisa (baik fundamental maupun teknikal). Mereka akan terus membeli saham hanya dengan asumsi bahwa harga akan terus naik – tanpa mendasari keputusan tersebut dengan analisa mendalam. Mereka berasumsi bahwa pasar tidak mungkin turun. Dapat dikatakan bahwa tahap tiga ini adalah puncak dari sebuah tren naik yang sangat kuat.
Puncak berarti setelahnya kan terjadi penurunan. Ini menggambarkan betapa berbahayanya tahap tiga ini. Banyak para pebisnis saham yang terjebak keserakahan pada tahap ini sehingga ketika memasuki tahap empat, mereka kehilangan banyak uang – atau bahkan bisa bangkrut.
Tahap Empat: Penurunan (Mark Down)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, setelah kenaikan pasti ada penurunan. Nah, tahap empat ini adalah tahap penurunan setelah sebuah tren naik yang sangat kuat. Tahap empat adalah tahap tren turun (downtrend/bearish) yang sangat kuat di mana harga saham akan turun, turun, dan turun. Pada tahap ini, harga saham akan turun sangat cepat. Kekuatan jual akan sangat kuat sehingga akan sebuah kemustahilan untuk mengharapkan harga akan naik pada tahap ini.
Pada tahap ini akan sulit untuk menjual saham karena semua orang sedang panik jual dan tidak ada yang mau untuk membeli saham. Jadi dapat terlihat betapa pentingnya untuk menyadari tahap tiga dan menjual saham pada tahap itu. Karena jika menunggu untuk menjual pada tahap empat, kita akan kesulitan untuk mencari pembeli dan pada akhirnya kita hanya akan dapat melihat harga saham kita terus turun tanpa dapat berbuat apa-apa.
Pada tahap empat ini sebaiknya kita sudah menjual semua saham kita dan memegang duit cash. Pada tahap ini kita seharusnya tidak perlu melakukan aktivitas bisnis saham. Kita hanya perlu menunggu, menunggu, dan menunggu hingga pasar memasuki tahap satu atau tahap dua kembali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar