Sabtu, 04 November 2017

TA: MOVING AVERAGE

PANDUAN TRADING INDIKATOR,Cara Menggunakan Indikator Moving Average Dari sekian banyak indikator yang tersedia, Moving Average (MA) adalah indikator trend yang paling populer. Banyak kesalahan pada penggunaan indikator ini, terutama bagi trader pemula. Moving Average sebenarnya dapat menjadi indikator yang powerfull jika dapat menggunakannya dengan tepat. Moving Average (MA) adalah yang paling sederhana diantara indikator teknikal lainnya, biasanya dihitung dari penjumlahan harga penutupan pada suatu periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan waktu pada periode tersebut. Jika harga bergerak uptrend, kurva MA akan bergerak keatas, dan sebaliknya pada saat pergerakan harga downtrend, kurva ma akan bergerak kearah bawah. Yang perlu dipahami adalah Moving Average termasuk dalam indikator repaint atau lagging indicator, sehingga terdapat kelemahan untuk memprediksi harga secara akurat. Penggunaan MA untuk memprediksi harga tidak dapat digunakan secara terpisah dengan indikator lainnya. Anda memerlukan alat bantu tambahan apabila menggunakan strategi MA baik untuk memprediksi arah harga dan menggunakannya sebagai acuan entry level. Meskipun termasuk repaint indicator, MA adalah salah satu indikator paling ideal yang dapat digunakan pada kondisi pasar trending.

Ada 3 cara dalam menggunakan indikator MA yang dianggap cukup efektif, yaitu sebagai penyaring arah trend (trend filter), sebagai pemicu (trigger) untuk membuka posisi dan identifikasi titik perpotongan (crossover) untuk konfirmasi terjadinya koreksi atau pembalikan arah trend (trend reversal).

Manakah yang Lebih Baik EMA atau SMA? Indikator Moving Average dibagi menjadi 2 kategori yaitu Exponential Moving Average (EMA) dan Simple/Smoothed Moving Average (SMA). Perbedaan keduanya terletak pada kecepatan perubahan arah.

EMA lebih cepat dalam memberikan indikasi adanya perubahan trend harga. Penggunaan EMA dapat memberikan bobot lebih kepada data terkini sehingga dapat memberikan sinyal yang lebih cepat. Dari kedua jenis indikator MA tersebut (SMA dan EMA) tidak ada istilah lebih baik, keduanya memiliki peran masing-masing dan digunakan sesuai dengan kebutuhan pada saat menyusun strategi. Setting Periode dan Aturan Entry Moving Averages Supaya tidak terjebak dalam penggunaan indikator Moving Average, Anda harus menentukan terlebih dahulu tujuan penggunaan indikator ini. Misalnya, trader berjenis day trading membutuhkan sinyal yang lebih cepat. Untuk itu penggunaan Exponential Moving Average (EMA) lebih tepat dibandingkan dengan Simple Moving Average (SMA). Nah dalam artikel ini secara khusus saya ingin mencoba memberikan contoh penggunaan EMA untuk day trading.
Setting EMA Periode Lebih Pendek (8) Setting EMA Periode Pendek (21) Setting EMA Periode (125) Penjelasan setting periode EMA (8, 21, 125): Setting periode ini cukup populer digunakan oleh trader institusional (hedge fund dan investment bank). Merupakan Sekuen dari Fibonacci Number. Periode ini dapat dikatakan mewakili data Seminggu, Sebulan dan Semester. Namun yang lebih penting adalah Kombinasi dari penggabungan (Multiple) periode tersebut dapat bekerja dengan baik. Contoh Entry dengan EMA (8, 21, 125) Contoh diatas adalah aturan entry dengan strategi EMA (8, 21, 125) pada Time Frame M30. Entry dilakukan saat garis EMA 8 dan 21 memotong (crossover). Selama EMA 8 (garis warna hijau) dan 21 (garis warna kuning) masih berada di bawah EMA 125 (garis warna merah) berarti posisi yang diambil adalah sell. Entry buy diambil ketika garis EMA 8 dan EMA 21 berada di atas EMA 125. Dari chart diatas dapat diihat strategi ini dapat memberikan kapan timing entry baik (buy ataupun sell) dan peringatan akan pembalikan trend yang cukup akurat. Strategi ini juga dapat digunakan pada timeframe yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan akurasi pada penggunaan strategi EMA (8,21,125) dapat ditambahkan indikator lainnya seperti contoh berikut: Indentifikasi Level Kunci (Key Level)Indentifikasi Level Teknikal untuk Menentukan Price Target Contoh diatas adalah kombinasi indikator yang dapat meningkatkan kualitas strategi EMA (8,21,125). Selain itu, faktor market sentiment juga akan mempengaruhi kemana arah pergerakan harga. Selalu perhatikan faktor market sentiment baik yang bersifat short term maupun long term. Anda juga dapat mengkombinasikan strategi trading EMA dengan indikator lainnya. Saya pribadi menggunakan indikator Moving Average EMA 125, market sentiment, pivot high low dan kombinasi analisis pergerakan harga di level support resistance (key level) dengan aplikasi Autochartist untuk mengembangkan strategi Breakout dan Pullback/Retracement.

TA: FIBONACCI RETRACEMENT

Fibonacci Retracement adalah indikator kelas mahir. Anda boleh bilang ini indikator paling absurd karena cuma menggunakan kombinasi angka-angka.

Sejarah Singkat Fibonacci dinamakan begitu karena penemunya, Leonardo Fibonacci. Mungkin awalnya dia iseng, menjumlahkan angka-angka secara berurutan. Angka berikutnya adalah penjumlahan dua angka sebelumnya, begini jadinya deret Fibonacci itu: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, dan seterusnya. Pokoknya Anda jumlahkan saja dua angka paling terakhir untuk mendapatkan angka setelahnya. Jadi setelah 89 deret Fibonacci berikutnya adalah… betul, 55 + 89 = 144. Apa Keistimewaannya? Jika Anda bagi satu angka di deret tersebut dengan angka sebelumnya, maka akan didapatkan angka 1.618 (silakan coba), dimana reciprocalnya adalah 0.618 (0.618 x 1.618 = 1). Angka tersebut adalah golden ratio dalam seni dan dalam tubuh kita, serta di alam (kelopak bunga, kerang, lingkar pohon). Ini adalah rasio ajaib alam, dan kita di pasar modal seolah-olah meniru alam, maka digunakanlah rasio Fibonacci tersebut. Ada tiga angka fibonacci yang paling sering digunakan di analisa teknikal, yaitu 0.618, 0.382, dan 0.236. Dua angka terakhir didapatkan dengan mengalikan 0.618 dengan angka sebelumnya. Keistimewaan dari angka-angka ini adalah harga cenderung untuk memantul di angka-angka ini. 0.5 atau 50% sebenarnya bukan angka fibonacci, namun dimasukkan karena harga cenderung terus ke arah yang ditujunya setelah menembus angka ini, baik sebagai support maupun resistance. Jika Moving Average adalah indikator terlambat, Fibonacci adalah indikator yang kecepetan. Kita bisa dua-tiga langkah di depan dengan indikator ini. Cara Menggunakan Anda menggambar Fibonacci dengan menarik garis mengikuti trend (YAHOO Finance tidak bisa, Anda perlu software charting beneran untuk ini), atau, bisa juga pakai saja kertas dan kalkulator.
Dalam trend yang kuat (naik atau turun), biasanya harga akan koreksi minimal sebesar 38.2% (maka namanya FIBONACCI Retracement).

RESIKO TRADING SAHAM

Meminimalkan Resiko Trading Trader itu kerjaannya (harusnya) meminimalkan resiko. Yup, hanya meminimalkan resiko, bukan yang lain-lain seperti mengejar keuntungan maksimal. Juga bukan untuk menghilangkan resiko. Resiko akan selalu ada. Sudah memang begitu kondisi alaminya — dalam hal apapun pasti resiko itu tetap ada. Mengejar keuntungan yang maksimal memang tidak perlu. Keuntungan maksimal dengan sendirinya akan tercapai jika kita telah berhasil meminimalkan resiko dalam trading. Jadi, jelas sudah bahwa yang harus kita lakukan (sebagai trader) adalah mencari cara bagaimana agar resiko menjadi seminimal mungkin.

Agar menjadi lebih jelas, mari kita lihat sebuah contoh. Betapa sering kita mengalami “kerusakan” mental (ya, kembali kita bicara faktor psikologis dalam hal ini) karena setelah menjual, eh harganya malah terbang. Penyesalannya itu tujuh turunan. Sangat merusak psikologi kita sebagai trader. Nah, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tentu kita tidak bisa menghilangkan resiko. Hal ini akan terus terjadi selama kita trading. Yang bisa dilakukan adalah meminimalkannya. Kita dapat memanfaatkan auto order dalam hal ini. Ketika sinyal jual keluar, kita pasang auto order. Contohnya, auto order dengan kondisi bahwa posisi akan dijual jika dan hanya jika harga turun 1 tick dari harga pada saat sinyal jual tersebut muncul. Dengan kondisi ini, niscaya posisi kita tidak akan hilang dan tetap ikut jika ternyata setelahnya harga langsung naik lagi. Memang, jika ternyata turun dulu, kemudian naik lagi. Posisi kita tetap akan hilang. Dan kembali kita akan mengalami penyesalan. Namun, setidaknya resiko penyesalan tersebut telah berkurang satu. Toh, seperti yang telah dikatakan diatas, mustahil untuk menghilangkan resiko sama sekali. Yang bisa kita lakukan cuma mengurangi resiko saja. Meminimalkan resiko. Dan kita telah berhasil mengurangi satu faktor yang dapat membuat kita menyesal dalam hal ini. Dengan contoh diatas, harusna sudah cukup jelas bagaimana kita meminimalkan resiko dalam trading bukan?

MENGENAL SAHAM

Pengetahuan Tentang Investasi Saham Apa itu Growth Stock dan Value Stock? Saat berinvestasi saham investor akan diberi 2 pilihan yaitu berinvestasi di saham growth (bertumbuh) atau berinvestasi ke saham value (bernilai). Berikut adalah penjelasannya:

1. Saham Growth Growth stock adalah saham yang perusahaanya memiliki potensi untuk menaikkan nilai perusahaan dengan cara yang cepat. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya laba dan nilai ekuitas perusahaan dengan pesat. Investor yang menanamkan modalnya di saham growth stock adalah tipe investor yang agresif. Disebut agresif karena investor tersebut berani membeli saham growth tersebut dengan harga premium dan biasanya saham growth memanglah mahal tercermin dari nilai PER dan PBV-nya. Selain itu saham growth adalah perusahaan yang masih kecil sehingga manajemen perusahaannya pun masih belum bisa terbukti dan dipercaya. Seringkan anda mendengar banyak yang gagal dalam merintis bisnis saat awal? Ya perusahaan pun juga begitu, perusahaan kecil tersebut memiliki risiko gagal dalam usaha yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang sudah matang dan berpengalaman. Namun ketika investor dapat menemukan perusahaan kecil yang memiliki potensi untuk menjadi perusahaan hebat di masa depan maka ia akan mendapatkan imbalan yang fantastis. Mereka seperti berinvestasi di saham Wal-mart pada tahun 1970 yang harganya naik lebih dari 15000 kali dalam 45 tahun, Microsoft di 1986 yang naik lebih dari 2500 kali dalam 19 tahun. Di Indonesia juga ada yaitu Lippo Cikarang yang naik lebih dari 50 kali dalam 5 tahun atau Gowa Makassar tourism development yang naik 90 kali dalam 6 tahun. Saham-saham tersebut adalah saham-saham di perusahaan yang dulunya kecil namun hebat dan memberikan imbal hasil yang fantastis dalam jangka panjang. Saham-saham tersebut adalah saham growth yang potensi untuk mencetak keuntungan bisnisnya sangat besar.

2. Saham Value Berbeda dengan saham growth saham value adalah saham yang perusahaannya memiliki nilai yang lebih besar daripada nilai yang tertera pada harga sahamnya. Biasanya saham ini dikategorikan saham murah dengan PER dan PBV yang rendah. Harga sahamnya jauh dibawah nilai intrinsik perusahaannya. Lalu kenapa harganya bisa rendah seperti itu? Jawabannya simpel saja, karena tidak ada yang mau membeli di harga yang lebih mahal. Hal ini bisa dikarenakan perusahaannya tidak terkenal, dimata investor perusahaannya tidak berprospek, sahamnya tidak likuid, adanya berita negatif entah makro ataupun mikro dan masih banyak lagi. Investor yang mencari saham undervalue ini adalah tipe yang sabar dan konservatif. Mereka mau menunggu hingga pasar mengembalikan harga sahamnya di harga yang normal. Pada saat pasar merevisi harga saham perusahaan tersebut, investor ini mendapatkan keuntungannya. Ibarat anda misalnya membeli emas 1 gram di harga Rp 100.000 yang padahal biaya produksinya Rp 200.000. Namun semua orang menjual dan membeli diharga Rp 100.000 tersebut. Jika anda tahu nilai intrinsik minimal emas tersebut adalah Rp 200.000 anda akan memborong emas tersebut dan menunggu harganya stabil kembali untuk dijual. Namun bukankah orang-orang itu gila? Menjual dibawah harga intrinsik? Ya, di dalam dunia investasi orang-orang bisa menjadi gila secara tidak sadar. Namun kegilaan itulah yang dimanfaatkan value investor untuk mendapatkan keuntungan jadi dia membeli saham di harga murah lalu menjualnya ketika harganya mahal. Itulah perbedaan antara saham growth dan value, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan yang seimbang. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan kepada anda saat memilih saham. Selamat berinvestasi!!!!

Sabtu, 02 September 2017

INVESTASI SAHAM PEMULA

Mark Minervini menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilannya di dunia investasi saham adalah dengan menggabungkan analisa fundamental dengan analisa teknikal. Teknikal yang dimaksud disini adalah “TREND”. Dia tidak pernah membeli suatu saham yang sedang downtrend, tidak peduli seberapa menarik pun P/E rationya. Alasannya cukup sederhana: membeli saham adalah membeli masa depan. Jika sahamnya saat ini sedang downtred, maka cepat atau lambat hal ini akan tercermin dari laporannya keuangannya yang kurang baik. Dalam bukunya dijelaskan bahwa suatu saham dapat dibagi menjadi 4 fase yang umum, yaitu: Fase 1: Konsolidasi Pada tahap ini, harga saham cenderung tidak kemana-mana (sideways). Perusahaan juga tidak banyak diperhatikan oleh institusi atau para analis. Ada ketidakpastikan tentang kinerja perusahaan atau industri yang dijalankannya. Dan tampaknya tidak ada berita atau faktor yang bisa mendorong harga sahamnya untuk naik. Tahap 1 ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Minervini menyarankan untuk menghindari saham ini ketika masih di fase 1 tidak peduli seberapa menarik pun fundamentalnya, tunggu dan cermati saja lalu masuk ketika sudah di fase 2. Ingatlah pada Hukum Newton pertama tentang Gaya: “Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”. Demikian pula dengan saham. Suatu saham yang sedang bergerak sideways (diam) akan terus lama diam di tempat sampai ada institusi besar (broker/bandar) yang menggerakannya. Fase 2: Akumulasi Pada fase 2, harga saham akan bergerak naik tanpa adanya berita, rumor atau issue tertentu. Satu hal yang pasti adalah: pada fase 2 inilah terjadi peningkatan volume dan permintaan (bid/demand) yang terus meningkat sepanjang hari (tentu dengan sedikit koreksi minor). Cirinya-cirinya dalam jangka panjang adalah harga saham yang bergerak di atas garis MA200 dan dalam jangka pendek, harga sahamnya bergerak di atas garis MA50. Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa sahamnya sedang uptrend. Fase 3: Distribusi Pada tahap ini, harga sahamnya mulai jenuh. Hal ini tercermin dari harga sahamnya yang cenderung fluktuatif, naik turunnya tidak menentu. Terkadang bergerak di atas garis MA50, terkadang turun di bawah garis MA50, lalu tembus naik lagi. Pada tahap inilah terjadi distribusi dari pemain besar ke pemain kecil (retail). Ciri khusus untuk mengetahui tahap ini adalah: adanya breakdown (koreksi) major yang cukup besar dan menembus garis MA50 jauh ke bawah. Fase 4: Kapitulasi Pada tahap ini, harga saham akan turun disertai dengan menurunnya kinerja perusahaan yang tercermin dari laporan keuangan. Tahap ini akan terus berlanjut hingga pada akhirnya kembali lagi ke fase 1. Ciri khusus fase ini adalah harga sahamnya sudah tembus garis MA200. Pesan terakhir dari Mark Minervini: Saya tidak pernah tertarik untuk menjadi yang pertama hadir di pesta. Namun, setelah memastikan ada pesta di sana, barulah saya hadir. Membeli suatu saham yang sedang downtrend dalam jangka panjang dengan alasan fundamental adalah ibarat anda menjadi yang pertama hadir di pesta tersebut, padahal pestanya baru akan digelar tahun depan. Waktumu akan terbuang sia-sia dengan duduk menunggu ketidakpastian.  Sumber artikel : dari komunitas trader saham indonesia

Senin, 21 Agustus 2017

BNI SEKURITAS

BNI SEKURITAS,INFORMASI BNI SEKURITAS Siapa yang tidak kenal dengan BNI sekuritas? Salah satu Bank terbesar di Indonesia yang sudah berdiri lama ini mengeluarkan anak perusahaannya pada tahun 12 April 1995 dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang mempunyai kepemilikan saham dengan besara 75% dan 25% sisa saham tersebut dimiliki oleh SBI Financial Services. Modal dasar BNI Securities saat ini memiliki besar sebesar Rp 200 miliar dan modal yang disetor yaitu sebanyak Rp 133 Miliar. Adapun kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan efek BNI sekuritas ini meliputi : Perdagangan Saham (Brokerage) Fixed Income Investment Banking Asset Management (Ini dijalankan oleh anak perusahaan PT BNI Securities yaitu PT BNI Asset Management) Lalu setelah 1 tahun pendirian BNI Securities, perusahaan ini akhirnya mengawali usaha mereka dalam dunia investasi dengan membuka jasa layanan Manajer Investasi dan perusahaan ini bisa dibilang sebagai pelopor dalam urusan pengelolaan dana oleh pihak ketiga di Indonesia, khususnya mengenai reksadana. Selama periode BNI Securities ini berusaha, pengelolaan dana yang paling besar dicapai pada tahun 2005 lalu sebanyak Rp 9 Triliun Rupiah. Layanan Investasi BNI Sekuritas Dalam mewujudkan sistem investasi saham yang baik, BNI Securities memberikan berbagai pelayanan yang berguna untuk kebutuhan para investor terutama soal perdagangan saham. Apa sajakah layanan yang diberikan oleh BNI Securities? Perdagangan Saham E-SMART BNI Securities menghadirkan layanan eSmart Version 3 sebagai salah satu terobosan baru untuk meningkatkan pelayanan saham kepada para nasabahnya. Dengan layanan ini para nasabah dapat dengan mudah melakukan layanan trading saham secara online, dan memiliki dua dashboard utaa yaitu Market Information dan juga Realtime Trading. ZAISAN Salah satu layanan platform online trading dengan menggunakan layanan web dibuat khusus oleh BNI Securities untuk memudahkan para Nasabah dalam menjalankan trading saham online TANPA PERANTARA SALES sebelumnya. Reguler Layanan investasi Saham Regular dari BNI SEKURITAS. Syariah Mengakomodir kebutuhan para investor yang menginginkan investasi dan transaksi sesuai dengan hukum syariah. Margin Fasilitas yang diberikan kepada para nasabah sebagai salah satu pembiayaan dalam melakukan transaksi pembelian saham untuk range waktu 3 bulan. Investment Banking Advisory BNI Securities menghadirkan layanan konsultasi kepada para investor sebagai salah satu layanan penempatan pribadi dan juga instrumen utang pada calon investor yang akan melakukan investasi. Underwriter Memberikan penekanan yang lebih kepada sektor distribusi layanan keuangan perusahaan. M&A Memberikan pelayanan kepada calon investor BNI Securities sebagai salah satu konsultasi untuk penempatan pribadi dan juga instrumen utang lainnya Fixed Income Obligasi Pemerintah Obligasi Korporasi ALAMAT KANTOR dan NO. TELP BNI SECURITIES ALAMAT BNI SEKURITAS – DKI JAKARTA BNI SEKURITAS – Kantor Pusat (Head Office) Jl. Jendral Sudirman Kav. 76-78 Jakarta 12910 Jakarta , Indonesia Tel:(021) 2554-3946 , Fax:(021) 5793-5831 BNI SEKURITAS – Wisma Bumiputera Gd. Wisma Bumiputera, Jl. Jend. Sudirman Kav.75 Lt.6 Jakarta 12910 Tel:(021) 252 3349 , Fax:(021) 252 3350 BNI SEKURITAS – Puri Indah Ruko Puri Kencana Blok K6 – 2K Lt. 2, Puri Kembangan, Jakarta Barat Tel: (021) 588357464 , Fax:(021) 58357465 BNI SEKURITAS -Mangga Dua Pertokoan Mangga Dua Blok E4 No. 7 Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta Tel:(021) 612 3804 / 612 3805 , Fax:(021) 612 3806 BNI SEKURITAS – Central Park Central Park Office Tower Podomoroy City Jl. Letjen. S. Parman Kav. 28 Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan – Jakarta Barat Tel:(021) 2903 4215 , Fax:(021) 2903 4216 BNI SEKURITAS – Rasuna Office Park Rasuna Office Park Unit OR-8 Kompleks Rasuna Epicentrum Tel:(021) 8378 6579 , Fax:(021) 9390 4083 ALAMAT BNI SEKURITAS – JAWA BARAT Bogor Jl. Raya Pajajaran No. 37 Bogor Tel:(0251) 834 0557 , Fax:(0251) 834 0580 Bandung Jl. Perintis Kemerdekaan 3 Bandung – 40117 Tel:(022) 421 3375 , Fax:(022) 422 0604 Karawang Jl. Tuparev No. 397 Karawang – 41314 Tel: (0267) 845 2866 , Fax:(0267) 408 163 Tasikmalaya Jl. H. Zaenal Mustofa – Ruko Permata Regency Blok C No. 6 Kel. Kahuripan Kec. Tawang Tasikmalaya – 46115 Tel:(0265) 235 0050 , Fax:(0265) 235 0050 ALAMAT BNI SEKURITAS – JAWA TENGAH & D.I YOGYAKARTA Semarang Thamrin Square blok B.5 Jl. M.H. Thamrin No.5 Semarang Tel:(024) 356 6414/ 356 6415 , Fax:(024) 358 1713 Semarang – Pojok Bursa IAIN Walisongo Jl. Prof. DR. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50815 Tel:(024) 760 1291 , Fax:(024) 762 4691 Surakarta / Solo Jl. Honggo Wongso No. 24 Surakarta Tel: (0271) 729 667 , Fax:(0271) 729 668 Salatiga Jl. Diponegoro No. 68 Salatiga Tel: (0298) 313 007, Fax:(0298) 324 007 Purwokerto Jl. Martadireja I/98 , Kel. Purwokerto Wetan Kec. Purwokerto Timur Purwokerto Banyumas Tel:(0281) 761 6678 / 763 6588 , Fax:(0281) 636 834 Yogyakarta Jl. Laksa Adisucipto 137 Yogyakarta – 55282 Tel:(0274) 581 001 / 584 032 , Fax:(0274) 581 001 / 584 032 ALAMAT BNI SEKURITAS – JAWA TIMUR & BALI Surabaya Jl. Gubernur Suryo No. 36 Surabaya – 60271 Tel:(031) 532 0912 , Fax:(031) 531 8425 Surabaya – Graha Pangeran Gd. Bank BNI Lantai 10 Jl. Ahmad Yani 286, Surabaya Tel:(031) 827 3393 , Fax:(031) 827 3403 Surabaya – Pakuwon City Ruko Patos Blok AA 2 No. 8 Pakuwon City Kejawan CPutih Tamba, Mulyorejo Surabaya Tel: (031) 5820 8639 , Fax:(031) 5820 8639 Surabaya – Pojok Bursa Uni.v. Katolik Widya Mandala Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya Tel: (031) 561 6062, Fax:(031) 561 6062 Malang Jl. Buring No. 58 Malang Tel:(0341) 321214 , Fax:(0341) 356876 Malang – Blimbing Jl. Sunandar Priyo Sudarmo Kav. A No.1 Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing Malang 65122 Tel:(0341) 409 030 , Fax:(0341) 406 543 Pojok Bursa Politeknik Negeri Bali Jl. Kampus Bukit Jimbaran Kuta – Badung, Bali Tel: (0361) 707 981, Fax:(0361) 707 981 Denpasar Komplek Pertokoan Diponegoro Megah Blok A5-6 Lantai 2 Jl. Diponegoro No 100 Denpasar, Bali Tel: (0361) 264 376, Fax:(0361) 229 170 Pojok Bursa universitas Mahasaraswati jl. Kamboja No. 11A Denpasar, Bali Tel: (0361) 262 725, Fax:(0361) 262 725 ANNUAL REPORT – FINANCIAL STATEMENT : BNI SECURITIES LABA/RUGI 2012 2011 2010 Pendapatan Usaha 121,622 92,971 142,086 Beban Usaha 102,743 127,053 116,500 Laba (Rugi) Usaha 18,880 (34,082) 25,585 Laba (Rugi) Sebelum Pajak 17,278 (59,753) 20,366 LABA (RUGI) BERSIH 6,993 (83,226) 19,865 Jumlah Aset 478,382 1,158,775 1,184,978 Jumlah Kewajiban 164,469 851,854 908,357 Jumlah Ekuitas 313,914 306,920 276,621

Sabtu, 19 Agustus 2017

IHSG

Indeks Bursa Saham Sebagai investor/trader di Bursa Saham, kita seharusnya sudah familiar dengan FTSE, Nikkei, NASDAQ, Dow Jones, atau IHSG. Kesemuanya adalah sebuah label yang menunjukkan nilai harga rata-rata dari sekumpulan saham dengan kriteria tertentu. Label ini lebih dikenal sebagai indeks. Indeks paling umum adalah indeks pasar saham yang merepresentasikan secara statistik nilai harga rata-rata dari semua saham anggotanya. Sebagai contoh, mari kita gunakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). IHSG merepresentasikan nilai harga rata-rata dari semua saham yang terdaftar dalam Bursa Saham Indonesia (IDX/BEI/JKSE/BEJ). Contoh lainnya adalah indeks NYSE yang merepresentasikan nilai harga rata-rata dari semua saham yang terdaftar di pasar saham New York. Tentu pertanyaan lebih lanjut adalah: Apa gunanya megetahui indeks pasar saham sedangkan kita hanya membeli dan menjual saham bukan indeks? Jawabannya adalah indeks bisa sangat berguna sebagai alat bantu untuk melakukan trading atau investasi di Bursa Saham. Indeks dapat memberikan gambaran secara cepat tentang kondisi bursa sehingga dapat membantu kita dalam mengambil keputusan. Secara sederhana, indeks Bursa Saham dapat memberitahu apakah pasar dalam kondisi tren naik (up-trend/bullish), tren turun (down-trend/bearish), atau tanpa trend (non-trend/sideways). Secara umum – walau tidak mutlak – jika pasar dalam kondisi tren naik dapat dipastikan saham-saham di dalamnya juga dalam tren naik. Sebaliknya, demikian juga pada saat tren turun atau tanpa tren, dapat dianggap bahwa saham didalamnya juga mengalami tren yang sama. Tentu ini sangat membantu kita untuk membuat keputusan secara cepat terhadap posisi trading/investasi kita. Walau indeks Bursa Saham dapat sangat membantu, perlu di-ingat bahwa indeks adalah hasil perhitungan statistik dari semua saham anggotanya berdasarkan kriteria tertentu. Ini berarti ada kemungkinan bahwa saham tertentu mempunyai tren yang berbeda dengan tren indeks. Sangat memungkinkan bahwa ada saham yang dalam tren turun (bearish) walau indeks dalam tren naik (bullish) dan sebaliknya.  Tapi tetap saja indeks Bursa Saham akan sangat membantu karena (biasanya) saham dengan tren yang berbeda hanya minoritas. Sebagian besar saham-saham akan bergerak sesuai dengan tren indeks. Oleh karena itu indeks Bursa Saham masih sangat perlu diperhatikan ketika kita melakukan trading/investasi saham. Untuk lebih mengerti tentang indeks Bursa Saham, mari kita perhatikan rumus statistik berikut: Indeks = Σ (P x V x 100/D) Rumus statistik di atas yang digunakan untuk menghitung nilai indeks. P adalah harga saham. Tolong dicatat bahwa harga saham ini mewakili harga saham di pasar regular. V adalah volume saham. D adalah nilai dasar saham yang selalu dikalkulasi untuk tiap aktivitas emiten (corporate action) – misalnya de-listing, listing, right issues, warrant, dll. Kalkulasi indeks ini dilakukan secara real-time sehingga akan sangat membantu kita untuk mengetahui kondisi terkini dari pasar. Berdasarkan pengalaman saya, Indeks Bursa Saham ini akan sangat berguna ketika kita melakukan strategi top-bottom. Strategi top-bottom adalah sebuah strategi dimana kita melakukan analisa dimulai dari aspek yang paling umum (makro) dan diakhiri oleh aspek yang lebih detail (mikro). Dalam proses analisa ini, indeks akan sangat berguna untuk membaca kondisi Bursa Saham keseluruhan dan juga secara sektoral. Kombinasi analisa indeks Bursa Saham dan sektoral akan sangat berguna. Ada anggapan bahwa jika kita memilih untuk berinvestasi pada saham yang terdaftar di dalam pasar saham dan sektoral yang sedang bertumbuh, maka dianggap kita sudah pasti akan untung. Betapa bergunanya Indeks Bursa Saham ini bukan?

SIKLUS SAHAM

4 Tahap Siklus Saham Banyak hal dalam hidup ini adalah seperti perputaran roda – kadang dibawah, disamping, dan diatas. Siklus yang terus menerus tanpa henti sampai hidup itu berakhir. Nah, ternyata siklus tersebut juga terjadi dalam Bursa Saham. Siklus bursa saham ini juga menjadi dasar dalam Dow Theory. Tren utama terdiri dari tiga tahap. Hal yang kita bicarakan di sini pada dasarnya adalah hal yang sama. Hanya saja untuk kali ini kita membaginya menjadi empat tahap agar lebih mudah dimengerti dan diaplikasikan dalam bisnis saham. Jika sudah lama berbisnis saham, kita tentu tahu bahwa saham yang turun pada suatu saat akan naik juga, dan saham yang naik pada suatu saat akan turun juga. Nah, ini adalah hasil dari empat tahap siklus di Bursa Saham. Siklus ini menjadi petunjuk saat terbaik untuk membeli dan saat terbaik untuk menjual. Empat tahap siklus ini menggambarkan tahap-tahap kondisi terbaik dan terburuk dari bursa saham. Pada saat kondisi terbaik, akan sangat mudah untuk mendapatkan untung. Istilahnya, monyetpun dapat mendapat untung. Nah, sebaliknya, pada kondisi terburuk, bahkan pebisnis saham terbaikpun akan sangat sulit mendapat untung. Jadi sudah jelas, jika kita tahu di tahap mana suatu saham akan sangat membantu kita membuat keputusan yang tepat.  Cara gampangnya adalah kita hanya membeli saham jika kondisi pasar sedang dalam kondisi terbaik. Dan sebaliknya, kita tidak membelanjakan duit kita jika kondisi pasar sedang dalam kondisi terburuk. Ini adalah cara yang paling sederhana tapi sudah cukup untuk selalu mendapat untung dari bisnis saham. Tentu saja ada cara lain untuk memanfaatkan empat tahap siklus dalam Bursa Saham ini. Tapi untuk saat ini, mari kita memahami apa itu empat tahap siklus saham. Tahap Satu: Akumulasi (Accumulation) Tahap satu adalah awal dari tren naik (uptrend/bullish). Dapat juga dikatakan bahwa tahap satu ini adalah dasar dari sebuah tren turun (downtrend/bearish) yang sangat kuat. Pada tahap ini, biasanya, para pebisnis saham besar (seperti manager investasi dan perusahaan reksa dana) dan perusahaan itu sendiri akan mulai membeli saham. Pernah mendengar ada perusahan yang mulai melakukan pembelian kembali saham mereka setelah periode panjang dari tren turun. Dapat dianggap bahwa pembelian kembali ini adalah tanda bahwa pasar sedang dalam tahap satu. Tapi biasanya para pebisnis saham kecil (retail) tidak mempunyai informasi apa-apa pada tahap ini sehingga tidak akan ikut serta dalam pembelian saham. Dan juga tahap satu ini masih penuh ketidak pastian, sehingga pebisnis saham retail masih akan takut untuk membeli saham. Tahap Dua: Kenaikan (Mark Up) Tahap Dua adalah kondisi dimana tren naik (uptrend/bullish) sudah terlihat oleh semua pebisnis saham (pemain besar atau retail). Padah tahap ini, semua pebisnis saham berebut untuk membeli saham sehingga mendorong harga saham naik sangat cepat. Tahap dua ini adalah saat yang paling tepat untuk mulai membeli saham karena pasar telah mengkonfirmasi akan sebuah tren naik yang sangat kuat. Mungkin anda berpikir seharusnya pembelian terbaik dilakukan pada tahap satu. Tapi itu tidak benar karena ketidakpastian dalam tahap satu masih sangat besar. Ada kemungkinan yang besar bahwa terjadi tahap satu palsu sehingga harga saham masih akan lebih turun lagi. Jika dana kita tidak cukup besar seperti halnya para pebisnis saham besar maka lebih baik menunggu terjadi tahap dua dimana tren naik telah dikonfirmasi. Tahap Tiga: Distribusi (Distribution) Tahap tiga adalah tahap yang sangat membingungkan setelah terjadinya tern naik (uptrend/bullish) yang sangat kuat. Pergerakan pasar sangat tidak tertebak – apakah akan terus naik atau berubah arah menjadi tren turun. Pada tahap ini, akan banyak pebisnis saham yang membeli saham karena kerakusan. Sebuah kerakusan yang timbul akibat sebelumnya (pada tahap dua), harga saham terus-menerus naik sehinggan banyak pebisnis saham berspekulasi bahwa harga akan tetap naik. Pada tahap ini, para pebisnis saham banyak yang mengabaikan hasil dari analisa (baik fundamental maupun teknikal). Mereka akan terus membeli saham hanya dengan asumsi bahwa harga akan terus naik – tanpa mendasari keputusan tersebut dengan analisa mendalam. Mereka berasumsi bahwa pasar tidak mungkin turun. Dapat dikatakan bahwa tahap tiga ini adalah puncak dari sebuah tren naik yang sangat kuat. Puncak berarti setelahnya kan terjadi penurunan. Ini menggambarkan betapa berbahayanya tahap tiga ini. Banyak para pebisnis saham yang terjebak keserakahan pada tahap ini sehingga ketika memasuki tahap empat, mereka kehilangan banyak uang – atau bahkan bisa bangkrut. Tahap Empat: Penurunan (Mark Down) Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, setelah kenaikan pasti ada penurunan. Nah, tahap empat ini adalah tahap penurunan setelah sebuah tren naik yang sangat kuat. Tahap empat adalah tahap tren turun (downtrend/bearish) yang sangat kuat di mana harga saham akan turun, turun, dan turun. Pada tahap ini, harga saham akan turun sangat cepat. Kekuatan jual akan sangat kuat sehingga akan sebuah kemustahilan untuk mengharapkan harga akan naik pada tahap ini. Pada tahap ini akan sulit untuk menjual saham karena semua orang sedang panik jual dan tidak ada yang mau untuk membeli saham. Jadi dapat terlihat betapa pentingnya untuk menyadari tahap tiga dan menjual saham pada tahap itu. Karena jika menunggu untuk menjual pada tahap empat, kita akan kesulitan untuk mencari pembeli dan pada akhirnya kita hanya akan dapat melihat harga saham kita terus turun tanpa dapat berbuat apa-apa. Pada tahap empat ini sebaiknya kita sudah menjual semua saham kita dan memegang duit cash. Pada tahap ini kita seharusnya tidak perlu melakukan aktivitas bisnis saham. Kita hanya perlu menunggu, menunggu, dan menunggu hingga pasar memasuki tahap satu atau tahap dua kembali.

Jumat, 18 Agustus 2017

SEJARAH BURSA INDONESIA

Sejarah Bursa Saham Indonesia (BEI) Bursa Saham Indonesia (IDX/JKSE/BEI) adalah salah satu bursa saham dengan pertumbuhan yang terbaik belakangan ini. Khususnya ketika bursa saham negara maju stagnan karena didera krisis ekonomi yang berkepanjangan. Jadi sangat berharga untuk mengetahui lebih jauh mengenai Bursa Saham Indonesia (BEI). Mari kita membahas sejarah Bursa Saham Indonesia. Embrio Bursa Saham Indonesia sudah dimulai dari 1912 di Batavia (sekarang dikenal sebagai Jakarta). Bursa Saham Batavia dibentuk oleh pemerintahan kolonial Belanda. Bursa saham ini menjadi tertua nomor empat di asia – setelah bursa saham Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Jadi kita dapat berbanggalah jika menilik dari faktor sejarah. Pemerintahan kolonial Belanda menggunakan Bursa Saham Batavia untuk memperdagangkan saham-sama perusahaan Belanda yang ada di Indonesia – terutama perusahaan perkebunan, tambang, dan jasa. Pada masa itu Bursa Saham Batavia kurang berkembang. Itu karena bursa sering ditutup akibat keadaan politik. Contohnya pada saat perang dunia I dan II. Juga, margin keuntungannnya sangat terbatas saat itu.  Bursa Saham Batavia juga mengalami resesi besar (great recession) setelah perang dunia sehingga menjadi sangat tidak menarik bagi investor. Kemudian, tidak lama setelah itu, Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tapi tetap saja Bursa Saham Batavia masih belum menarik. Itu karena pemerintah Indonesia masih sibuk untuk mempertahankan dan membangun Indonesia. Sangat wajar ketika pemerintah melupakan bursa saham. Lebih fokus ke sektor riil. Kemudian di tahun 1952, pemerintah Indonesia membuka kembali Bursa Saham Batavia (atau Indonesia). Tetapi, tetap saja, pemerintah belum fokus kepada Bursa Saham karena sibuk untuk menasiolisasi perusahaan-perusahaan Belanda dan Jepang. Pada saat itu (1952 – 1977), Bursa Saham Indonesia berada dalam fase tanpa pertumbuhan dan menjadi sangat tidak menarik jika dibandingkan dengan Bursa Saham lainnya. Untung saja pada tahun 1977, pemerintah Indonesia meluncurkan kembali Bursa Saham Indonesia secara professional. Bursa Saham professional ini dikenal sebagai Bursa Saham Jakarta (Jakarta Stock Exchanges/JKSE). Saham pertama yang didaftarkan adalah saham PT. Semen Cibinong. Selanjutnya, pada tahun 1983, JKSE mengumumkan indeks dari JKSE yang kemudian lebih dikenal sebagai IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). IHSG adalah sebuah alat untuk mengukur kinerja dari Bursa saham Jakarta (JKSE). Tapi, dengan segala kemajuan ini, sampai tahun 1987, tetap saja Bursa Saham Indonesia (IDX/JKSE/BEI) belum menjadi tujuan investasi. Itu karena hanya ada 24 perusahaan yang terdaftar di dalamnya. Terlalu sedikit pilihat untuk para investor. Dan juga, saat itu, tingkat potensi keuntungan sangat tidak menarik karena pergerakan harga saham dibatasi hanya 4%. Jadi sangat wajar jika transaksi sangat sedikit. Untunglah, seiring pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia kemudian fokus kembali membenahi Bursa Saham Indonesia. Saat itu pemerintah mengumumkan sebuah stimulus yang dikenal sebagai “PakDes 1987” dan “PakDes 1988”. Stimulus ini adalah: Menawarkan otoritas lebih luas pada institusi Bursa Saham Proses registrasi yang dipermudah Pasar yang paralel Terbuka bagi investor asing Paket stimulus ini berhasil untuk meningkatkan kinerja Bursa Saham Indonesia (IDX/JKSE/BEI) sehingga dibukalah Bursa Saham Surabaya pada tahun 1989. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar meningkat dengan pesat – juga dengan jumlah transaksinya. Kinerja terbaiknya adalah pada tahun 1997 dimana IHSG mencapai angka 750. Tetapi kemudian, karena krisis ekonomi 1998, IHSG jatuh ke angka 300. Setelah krisis berakhir, pelan tapi pasti, Bursa Saham Indonesia bangkit kembali dan menembus angka 800 pada tahun 2004. Bursa Saham Indonesia kemudian terus bertumbuh pesat sampai krisis global 2008. Pada saat krisis tersebut, IHSG mencetak rekor kejatuhan terbesarnya. Kemudian, setelah itu, pasar saham Indonesia tumbuh lebih spektakuler lagi. Bahkan mencetak beberapa rekor angka tertinggi di tahun 2011. Hingga saat ini, Bursa Saham Indonesia (IDX/BEI) tetap menjadi salah satu pilihan bagi investor dari berbagai negara.

Kamis, 17 Agustus 2017

FUNDAMENTAL,PENTINGKAH?

Pada akhirnya pergerakan harga saham akan mengikuti fundamentalnya Dalam jangka panjang harga saham akan sesuai dengan fundamentalnya Kedua pernyataan diatas (harusnya) sudah sering kita dengar. Pernyataan-pernyataan tersebut memang benar adanya. Setidaknya berdasarkan pengalaman saya selama berkecimpung didalam kerasnya Bursa Saham Indonesia/BEI. Kita juga mungkin sudah sering mendengar bahwa fundamental tidak penting bagi trader. Saya seorang trader, dan berpendapat pada level tertentu, fundamental juga berpengaruh pada kegiatan trading. Misalnya jika fundamental terlalu jelek atau time frame trading kita cukup panjang. Jadi, sebagai trader, saya lihat-lihat juga fundamental sebuah saham. Tentu saja hanya sekadarnya. Tidak akan sedalam (atau seketat) para investor yang memang fundamental adalah senjata utama mereka. Sebelum lebih jauh, mari kita lihat chart berikut:  Ini adalah chart pergerakan saham Bumi Resources (BUMI) dalam tiga tahun terakhir. BUMI memiliki fundamental yang jelek — terutama utangnya. Utangnya telah berkali-lipat dari asetnya. Jadi, jika anda beli saham BUMI, sama saja anda sedang mengambil bagian untuk ikut menanggung sebagian utang perusahaan. Nah, dari chart, dapat kita lihat memang ada kalanya saham BUMI bergerak naik (lingkaran biru). Disini memang para trader dapat menangguk untung. Namun setelah naik, akhirnya bergerak meneruskan penurunannya. Disini, yang tadinya ingin untung, akhirnya menjadi buntung. Dari hal ini, dapat kita lihat resiko trading untuk saham BUMI ini sangat besar. Jika tidak berhasil menjual diharga tepat (lingkaran biru), dapat dipastikan bahwa buntunglah yang didapat. Bagi saya pribadi, resikonya sangat tidak sepadan dengan peluang keuntungannya. Jadi, bagi sekolah saham, ketika Fundamental tidak mendukung, maka saham tersebut tidak layak untuk ditradingkan. Tapi perlu dicatat bahwa screening Fundamental yang dilakukan tidak seketat jika bertujuan untuk investasi. Cukup sekadarnya saja. Twitter Facebook Google LinkedIn

Kamis, 10 Agustus 2017

BELAJAR INVESTASI#3

Punya Uang Nganggur? Investasikanlah! Bagaimana kondisi keuangan anda? Baik-baik saja bukan? Jika iya, teruskanlah membaca. Artikel ini memang untuk anda. Sekarang, lihat lebih jauh lagi keuangan anda. Periksa rekening tabungan anda. Apakah terisi banyak? Jika iya, teruslah membaca. Memang artikel ini untuk anda. Sekarang periksa aliran keluar masuknya uang rekening anda tersebut. Apakah aliran keluarnya sangat jarang dalam beberapa tahun kebelakang? Jika iya, lanjut terus baca. Artikel ini benar-benar untuk anda. Sekarang begini kondisinya. Rekening tabungan anda melimpah dengan uang yang sangat jarang digunakan dalam kurun tahunan. Terbukti dari aliran keluar yang sangat jarang. Ini hanya berarti satu hal. Anda mempunyai sejumlah uang yang tidak akan pernah digunakan beberapa tahun kedepan. Dalam hal ini, anda punya uang nganggur yang cukup signifikan.  Teruslah membaca karena andalah orang yang dituju oleh artikel ini. Orang yang segala kebutuhannya telah terpenuhi dan masih mempunyai uang menganggur cukup banyak. Uang yang tidak tahu mau diapakan. Ini dapat dilihat dari melimpahnya uang dalam rekening tabungan anda. Sepengatahuan saya, tabungan berlimpah adalah pertanda bahwa anda benar-benar tidak tahu bagaimana memanfaatkan uang tersebut untuk menghasilkan uang lebih banyak lagi. Jelas, untuk anda-andalah artikel ini ditulis. Segeralah pergi ke toko buku, belilah buku tentang investasi, baca dengan serius, dan pelajarilah. Jika sudah, silahkan baca-baca artikel – artikel di aplikasi ini sebagai pembanding. Jika tercerahkan, maka sekarang anda pasti sudah dapat mengetahui sebaiknya uang nganggur tersebut diapakan. Yup, benar sekali. Sebaiknya uang tersebut di-investasikan. Anda tinggal memilih mau di-investasikan kemana. Banyak tersedia instrument investasi yang dapat anda pilih. Pilihlah yang sesuai dengan karakter anda. Pilih instrument investasi yang masih mengijinkan anda menikmati hidup seperti selama ini anda telah nikmati. Atau jika memungkinkan, pilihlah yang dapat membuat hidup anda menjadi lebih baik dari yang sekarang. Yang penting sih, jangan biarkan uang tersebut terus menganggur di rekening tabungan anda. Segeralah manfaatkan uang tersebut. Manfaatkan untuk menghasilkan uang lebih banyak lagi. Terus begitu. Percaya deh, pada akhirnya anda akan bisa menggapai apa yang diidam-idamkan oleh banyak orang – kebebasan finansial. Tentu agar tidak konyol, jangan langsung menginvestasikan uang begitu saja. Kita harus telah benar-benar siap sebelum mulai berinvestasi. Kita harus belajar terlebih dahulu. Setelahnya, barulah kita mulai menginvestasikan uang nganggur tersebut. Selamat berinvestasi!

BELAJAR INVESTASI#2

Mau Dikemanakan Uang Anda? Bingung tidak ada uang sih sudah biasa. Tapi ternyata, ada uang juga orang masih bingung. Ketika segala kebutuhan sehari-hari sudah terpenuhi, dan masih ada uang yang tersisa, malah jadi bingung. Bingung uangnya mau dikemanain. Kebingungan ini pertanda bagus. Berarti orang tersebut sudah memiliki kesadaran terhadap potensi dari uang. Sadar bahwa uang yang didiamkan saja adalah sebuah kerugian. Ini adalah cara pandang seorang pebisnis. Uang adalah modal untuk menghasilkan uang yang lebih banyak lagi. Jika didiamkan saja maka potensi pertambahan uangnya tidak akan maksimal. Itu pun jika ada penambahan. Seringnya malah impas atau bahkan berkurang. Belum lagi jika memperhitungkan faktor inflasi, maka uang yang didiamkan berarti membiarkan nilainya digerus oleh inflasi sampai akhirnya menjadi tidak berharga.  Jadi, bingung uang mau dikemanakan adalah kebingungan yang bagus. Ini menjadi dasar untuk mencari tahu tempat untuk “membelanjakan” uang tersebut dengan imbal hasil yang bagus. Banyak pilihan yang tersedia sebenarnya – mulai dari sektor riil sampai sektor finansial. Berhubung saya bergerak di bursa saham maka saya pasti akan menganjurkan untuk menggunakan uang tersebut sebagai modal investasi di Bursa Saham Indonesia (BEI). Saya akui, menginvestasikannya di sektor riil adalah pilihan yang baik. Tapi akan membutuhkan waktu, tenaga, dan uang yang tidak sedikit. Belum lagi diperlukan pengetahuan untuk me-manage semua hal yang ada didalamnya. Yang tersulit (tentu menurutku) adalah bagaimana mengatur orang-orang yang terlibat dalam bisnis tersebut. Jika anda yakin bisa, maka memang memulai bisnis adalah pilihan yang terbaik. Tapi jika tidak, maka saya menawarkan alternatif yang menawarkan imbal hasil yang tidak kalah dari berbisnis. Gunakan uang tersebut sebagai modal untuk berbisnis di bursa saham. Anda tidak akan direpotkan oleh bagaimana mengatur berbagai hal seperti ketika berbisnis langsung (di sektor riil). Kita cukup tahu bagaimana me-manage modal tersebut dengan sebaik-baiknya. Faktor manusia satu-satunya dalam hal ini adalah diri kita sendiri. Kita dapat dengan bebas menentukan apa yang kita lakukan dan menanggung sendiri akibat dari tindakan tersebut. Kita akan lebih bebas dibandingkan jika membuka usaha di sektor riil. Jadi, jika anda ingin kebebasan yang maksimal sembari juga mempunyai bisnis yang menjanjikan imbal hasil tinggi, bisnis saham adalah pilihan yang terbaik. Dalam hal ini, memiliki saham juga berarti kita telah memiliki perusahaan. Membeli saham berarti kita telah terdaftar menjadi salah satu pemilik dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Namun, kita memiliki kebebasan penuh karena perusahaan telah diurus oleh pihak manajemen. Kita tinggal mengamati (dan menikmati) hasil kerja mereka. Jika ternyata hasil kerjanya tidak sesuai dengan harapan, kita dapat dengan mudah pindah ke perusahaan lain yang kita anggap lebih bagus. Enak bukan?

BELAJAR INVESTASI

Rajin menabung Pangkal Kaya? Rajin menabung pangkal kaya ada pepatah yang sangat akrab bagi masyarakat Indonesia. Tidak perlu heran. Ini karena memang filosofi ini telah ditanamkan tanpa henti kepada anak-anak Indonesia sejak dini. Pepatah tersebut didengung-dengungkan mulai dari pendidikan dasar (bahkan sejak taman kanak-kanak) sampai sudah bekerja. Lah, terus kenapa memang? Ada yang salah? Bukannya pepatah tersebut merupakan hal yang bagus? Sayangnya, filosofi menabung pangkal kaya bukanlah hal yang bagus diterima apa adanya. Ada syarat agar pepatah tersebut menjadi benar. Syaratnya adalah inflasi harus jauh dibawah imbal hasil (bunga) tabungan – lebih bagus lagi jika inflasi adalah nol atau malah yang terjadi adalah deflasi. Dan ini sepertinya hal yang mustahil di Indonesia. Seringnya imbal hasil (bunga) tabungan sama dengan inflasi – atau bahkan lebih parah lagi, bunga tabungan lebih kecil dari inflasi.  Jikapun ada yang bunganya melebihi inflasi, biasanya hanya sedikit diatasnya. Paling banter lebih besar 1% dari inflasi. Dan perlu diingat ini adalah inflasi rata-rata yang resmi dari pemerintah yang dihitung berdasarkan banyak faktor. Biasanya, jika dihitung berdasarkan situasi kita masing-masing, maka tingkat inflasi lebih besar dari yang diumumkan pemerintah. Mari kita ambil contoh sederhana, inflasi pada makanan dan biaya pendidikan. Sering inflasi pada makanan dan biaya pendidikan mencapai dua digit. Jikapun tidak, seringnya berada jauh diatas inflasi rata-rata selama ini. Dengan situasi ini jelas sudah bahwa menabung tidak akan pernah membuat kita menjadi kaya. Menabung mungkin bisa menolong kita untuk dapat hidup dengan pas-pasan. Tapi kalo untuk kaya, sudah pasti tidak. Bahkan menabung bisa membuat kita tambah miskin karena nilai uang terus tergerus oleh inflasi. Pemiskinan ini terus rejadi selama besar bunga (imbal hasil) tabungan lebih kecil dari inflasi yang terjadi. Jelas sudah jika tujuan kita menjadi kaya, rajin menabung bukanlah sebuah pilihan yang bijak. Alih-alih menjadi lebih kaya, malah jadinya menjadi lebih miskin akibat inflasi. Nah, jika selama ini anda berusaha mati-matian menabung dengan tujuan agar bisa lebih kaya, sebaiknya mulai hentikan dari sekarang. Rajin menabung bukanlah pangkal kaya.